Selasa, 29 Juni 2021

Borobudur Highland di Purworejo, Menpar Kembangkan Menjadi Nomadic Tourism?

Purworejo, 29 Juni 2021 | Dika Ristiningsih



Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha3Bk-zL3SJgzgezCAo-93o35aEx6-7gkx_zQ-I4kSQuFdwO_UWW_qvOf1M8aLm02_3BYsIoYwdABwONYMD4fHCx0_GxF9vGfIgZYVa0wEQB6ObEo-8X2bhJ61DBlICE9cylURFp60xstE/s853/negerinesia-_


Seputar Alam–Purworejo adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan D.I. Yogyakarta. Kabupaten ini mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Tetapi, siapa sangka Kabupaten Purworejo dimana tempat lahirnya Jenderal Ahmad Yani dan W.R. Supratman ini memiliki bentang alam yang menakjubkan dan wajib banget untuk dikunjungi loh, Sobat.

Purworejo menawarkan berbagai macam keindahan alam yang amat memanjakan mata dan masih terjaga kealamiannya. Salah satunya, yaitu Borobudur Highland yang terletak di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo.

Ada yang sudah tahu? Ya, Borobudur Highland berada di kawasan hutan pinus milik Perhutani yang dikelola oleh BOB (Badan Otoritas Borobudur). Badan tersebut mengembangkannya menjadi kawasan pariwisata eksklusif di bawah naungan Kemenpar. Glamping De Loano di Borobudur Highland merupakan sebuah destinasi wisata populer di Purworejo dengan mengusung konsep Culture and Adventure Eco-Tourism yang di kemas secara mewah. Menurut kumparantravel.com, Glamping De Loano  merupakan Quick Wins dalam perkembangan destinasi wisata super prioritas Borobudur karena lokasinya dekat dengan Candi Borobudur.

Tempat wisata ini merupakan bagian dari nomadic tourism di Purworejo yang dilengkapi dengan amenitas nomadic, seperti : home pod, lamp camp, dan karavan. Maka dari itu, banyak wisatawan domestik dan non domestik berkunjung ke kawasan ini karena selain tempatnya keren, udara dan alam di sekitar masih terjaga keasriannya.

Banyak dari mereka tertarik untuk berkunjung dan menginap di Gamping De Loano. Harga tiket masuknya pun murah loh, hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp3000,00 per orang sudah bisa menikmati suasana Borobudur Highland. Tempat ini juga buka 24 jam, Sob. Jadi, untuk yang ingin berkunjung pada malam hari bisa banget sambil menikmati pemandangan Perbukitan Menoreh. Wah, keren ya!

Sesuai konsep yang ditawarkan, Borobudur Highland juga memiliki fasilitas hotel dengan kamar tenda berkapasitas 4-6 orang, kamar mandi, dan toilet yang dilengkapi shower serta toilet duduk. Dalam perkembangannya, tempat ini nantinya akan dikemas dengan standar internasional.


Gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9jxZ3yyCzvcSPMYui4brmpFVzxTYJoFefwrGNmOARCce5WiPUaQYyhsb0UwBEhOCvSH1pk-a9yWZKqaofZYWPNHwEL13etaiHBl2qe2O9v-M-cdH21RYnoTXsHuuPIX6wApkuPGZ2J3W2/s720/20210629_10243



Glamping De Loano memiliki 11 tenda eksklusif yang terdiri dari satu buah mushola dan 9 tenda inap dengan satu tenda VIP. Fasilitasnya pun mirip seperti hotel pada umumnya yang tidak kalah lengkap. Untuk harga menginap di Glamping De Loano, kelas VIP cukup membayar kocek sebesar Rp400.000,00 (maksimal 2 orang) dan reguler Rp600.000,00 (maksimal 6 orang). Tidak hanya itu, tempat ini juga terdapat cafetaria, WIFI, warung makan, tourism information semi outdoor restorant, outdoor cinema, cozy seating spot, dan spot-spot lain yang menarik dan instagrameble. Cocok bukan bagi yang mau mengajak keluarga, sahabat, atau pun teman untuk sekedar hangout?

Akses untuk menuju ke lokasi Borobudur Highland pun cukup mudah dan kondisi jalan sudah beraspal. Namun, tetaplah hati-hati bila melintas dikarenakan kondisi jalan yang terbilang sangat curam dan kecil. Tetapi, semua itu akan terbayar jika sudah tiba di Borobudur Highland karena nantinya anda akan disuguhkan dengan potret surganya dunia. Ada banyak spot foto yang instagrameble dan sangat cocok untuk para wisatawan milenial. Gimana, tertarik berkunjung?



Gambar: instagram @negrinesia


Letaknya yang strategis dan dekat dengan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) serta berjarak 12 km dari Candi Borobudur ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Tidak heran jika Kemenpar (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Sandiaga Uno sempat berkunjung ke Borobudur Highland. Beliau mengajak BOB (Badan Ototitas Borobudur) mengembangkan tempat ini, seperti diadakan event-event eco-tourism, sport tourism, dan berbagai atraksi. Dan perlu diketahui bahwa, pembangunannya ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2021. 

Borobudur Highland ini bagian dari nomadic tourism dimana kita ketahui bisnisnya banyak diminati investor karena memiliki karakter bisnis yang murah, singkat waktu operasional, dan modal kembali dengan cepat. Tentunya hal ini juga yang diterapkan di salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia, yaitu Universitas Esa Unggul

Universitas Esa Unggul memiliki visi,  salah satunya yaitu menjadi perguruan tinggi dengan kreativitas dan kewirausahaannya yang unggul dalam mutu pengelolaan (proses) dan hasil. Hal ini, memungkinkan bisnis nomadic tourism cocok untuk diterapkan oleh mahasiswanya. Anda bisa dengan mengambil jurusan Manajemen Bisnis ataupun Akuntansi Sektor Bisnis yang keduanya sudah terakreditasi A di universitas tersebut. Sehingga anda dapat turut andil dan berkontribusi dalam masyarakat mengenai wirausaha.

Diketahui bahwa, dalam dekade ini Universitas Esa Unggul melesat menjadi salah satu Perguruan Tinggi Swasta terkemuka di Indonesia. Kreativitas dan kewirausahaan menjadi spirit dan tema utama perkembangan perjalanan universitas tersebut. Tidak heran jika universitas tersebut mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang kompeten dan berdaya saing global sesuai dengan bidangnya.  Mari, berkembang sebagai “Urban Campus” yang menjadi kebanggaan masyarakat.

Untuk lebih jelasnya mengenai Universitas tersebut, bisa dilihat di situs https://esaunggul.ac.id. dan untuk yang mau mendaftar kuliah disana bisa cek di  https://pendaftaran.esaunggul.ac.id/

Salam hangat, Universitas Esa Unggul!




#inikotaku #esaunggul